Minggu, 13 September 2009

Faking dan cara mengatasinya

Faking atau pengalabuhan jawaban biasanya terjadi saat individu mengerjakan inventori. Faking good yaitu memberikan impresi yang lebih baik atau dapat dikatakan membaik-baikan dirinya. Tidak menggambarkan keadaan invidu sebenarnya. tujuannya adalah agar hasilnya lebih baik dan dapat diterima di suatu perusahaan misalnya. Ada juga yang disebut Faking Bad yaitu sengaja memberikan impresi yang lebih buruk. Tujuannya agar tidak diikut sertakan dalam milisi.
Berbagai eksperimen menunjukan bahwa faking pada suatu inventori, baik faking goog maupun faking bad memang dapat dilakukan. Dengan kata lain impresi yang di inginkan memang dapat diciptakan dengan sengaja. Terdapat suatu eksperimen yang menggunakan dua kelompok subyek yang sebanding. Kelompok pertama diintruksikan/diarahkan untuk sedemikian rupa sehingga seolah-olah mereka adalah orang berbahagia, tidak bermasalah dan pandai menyesuaikan diri. Sebaliknya kelompok dua di intruksikan/diarahkan untuk memberi jawaban seolah-olah dirinya adalah orang yang bermasalah. Hasil eksperimen menunjukan bahwa skor kedua kelompok berbeda secara signifikan.
Bentuk faking good yang lain selain memberikan impresi yang lebih baik ialah kecenderungan untuk mengikuti norma masyarakat atau social desirability yaitu memberikan jawaban yang dirasa benar, bukan jawaban yang paling sesuai dengan dirinya. item-item yang banyak bermuatan social desirability biasanya masalah-masalah filsafat negara, adat setempat, agama dan sejenisnya.
Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengatasi faking. Salah satunya cara pengetesan yang penting dan bersifat umum ialah menganjurkan mereka yang mengerjakan inventori agar menjawab secepat yang dapat dilakukan, walaupun pada inventori tidak ada batasan waktu. Semakin lama individu merenung suatu item iventori, maka jawaban yang akan diberikan akan makin tidak murni kecocokannya dengan perilaku sesungguhnya. Cara lain untuk mengatasi faking adalah mengelabuhi tujuan tes. Misalnya tes untuk mengungkap ketaatan ibadah dinyatakan dengan tes kejujuran

Prinsip Pemeriksaan Psikologis

Prinsip yang harus dipegang dalam pemeriksaan psikologis adalah memberikan perlakuan yang sama dalam hal ;
1. Interaksi yang sama antara psikolog dan individu yang hendak diperiksa.
2. Penyampaian administrasi tes
3. Penyediaan lingkungan pemeriksaan.
Perlakuan yang sama tersebut agar skor dan hasil pemeriksaan individu yang berbeda nantinya dapat dibandingkan. Perlakuan yang seragam hanya merupakan aplikasi khusus dari pengendalian kondisi dalam semua observasi ilmiah. Keseragaman prosedur pemeriksaan psikologis harus dimulai dengan mamapankan sikap individu yang hendak diperiksa, terutama yang berkaitan dengan raport, ego involment, dan motivasi.
Raport adalah interaksi yang saling dapat menerima , tanpa prasangka dan tekanan antara pemeriksa/pengetes dan individu yang hendak diperiksa. Raport sangat penting, karena pengaruhnya sangat besar pada hasil pemeriksaan.
Ego Involment merupakan situasi yang melibatkan kepentingan individu yang hendak dites. Sebelum pengetesan dilakukan, ego involment perlu dibangkitkan terlebih dahulu untuk mendapat kerjasama yang baik dengan individu yang hendak dites. Tujuannya agar individu merasa berkepentingan untuk mengerjakan tes seperti yang diharapkan.
Motivasi yang berkaitan dengan pemeriksaan/pengetesan ini adalah dorongan yang sebaik-baiknya pada individu yang hendak diperiksa. Pada aspek pengukuran kognitif motivasi diarahkan agar individu mengerjakan usaha secara maksimal. Hal ini disebabkan karena pengukuran aspek kognitif memang didasarkan pada " the highest level of perfomance". Sementara itu pada pengukuran non kognitif seperti iventori, motivasi diarahkan agar individu mau menjawab iventori sesuai dengan keadaan dirinya. Pengetes harus memberi kesan bahwa pada inventori ini tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban di anggap benar selama jawaban itu sesuai dengan keadaan dirinya.

prinsip-prinsip psikodiagnostik

Pengertian Psikodiagnostik
psikodiagnostik dalam arti sempit mempunyai pengertian sebagai metode yang digunakan untuk menetapkan kelainan-kelainan psikis dengan tujuan untuk dapat memberikan pertolongan atau pengobatan dengan lebih tepat. Sementara itu dalam arti luas pengertian psikodiagnostik dibagi dalam dua aspek, yaitu aspek praktis dan teoritis. Psikodiagnostik dalam aspek praktis adalah metode untuk membuat diagnosis psikologis dengan tujuan untuk dapat memperlakukan subyek denagn lebih tepat. Psikodiagnostik dalam aspek teoristis adalah studi ilmiah tentang berbagai metode untuk membuat diagnosis psikologis dengan tujuan untuk dapat memperlakukan subyek dengan lebih tepat. Psikodiagnostik digunakan agar permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan kejiwaan yang dialami oleh manusia dapat ditangani dan dipahami secara lebih baik.
Pada dasarnya psikodiagnostik merupakan salah satu bentuk pemeriksaan psikologis yang dilakukan dengan teknik-teknik dan alat ukur tertentu yang telah distandarisir guna menemukan sifat-sifat yang dilandasi perilaku atau kepribadian tertentu,sehingga mampu menjelaskan dinamikanya. Pemeriksaan psikologis itu sendiri mempunyai tujuan untuk mengungkap aspek-aspek psikologis tertentu dari individu yang hendak diperiksa yang dilakukan untuk maksud dan tujuan tertentu juga. Setiap pemeriksaan psikologis dibatasi sesuai dengan maksud dan tujuan yang ingin dicapai saja. Berapa kegunaan yang dapat dicapai dengan dilakukannya pemeriksaan psikologis :
1. Memperoleh informasi mengenai individu dalam aspek perkembangannya dari segi intelektual, kepribadian, sosial maupun emosional sehingga dapat memahami kebutuhan perkembangan individu secara optimal.
2. Mengetahui kelemahan maupun keunggulan individu agar kehidupannya dapat dimaksimalkan.
3. Pemahaman terhadap individu merupakan sarana informasi bagi keluarga agar memperlakukan individu secara tepat.
4. Untuk penjurusan pendidikan dan penempatan kerja secara tepat.
5. Untuk bimbingan konseling bila individu mempunyai masalah.
6. Sebagai bahan untuk proses terapi bila dibutuhkan
Dalam banyak kasus, pemeriksaan psikologis sangat dibutuhkan sebagai salah satu alat bantu untuk menggambarkan tentang keadaan psikologis individu.
Pemeriksaan psikologis dapat digunakan untuk 1. Seleksi 2. Promosi 3. Mengidentifikasi kemampuan/ketidak mampuan belajar khusus 4. Pengukuran ciri kepribadian 5. Nilai hidup 6. Penentuan bakat dan minat 7. Pengukuran perilaku 8. Pertimbangan klinis

psikodiagnostik

salah satu bentuk pemeriksaan psikologis menggunakan teknik dan alat ukur yang telah distandardisir guna menemukan sifat-sifat yang melandasi perilaku atau kepribadian tertentu, sehingga mampu menjelaskan dinamikanya.

Tujuan pemeriksaan psikologis:

mengungkap aspek-aspek psikologis tertentu dari

individu